Thursday, May 5, 2016

Keseragaman Metode Kurva Peninggi

Keseragaman metode kurva Peninggi untuk pemodelan tinggi-diameter: aplikasi untuk Sitka spruce di Inggris

The uniform height curve method for height–diameter modelling: an application to Sitka spruce in Britain

Model tinggi-diameter yang umum digunakan dalam kehutanan untuk imputasi hilang ketinggian pohon dan dengan demikian mendukung perhitungan banyak jumlah mensurational dasar yang diperlukan untuk mengkarakterisasi pertumbuhan hutan dan hasil. Meskipun penting, belum ada model tinggi-diameter diterbitkan untuk Inggris. Tulisan ini ketinggian metodologi kurva seragam untuk pemodelan hubungan tinggi-diameter di tegakan seumur dan mengusulkan cara untuk beradaptasi untuk digunakan di Inggris.

Height–diameter models are commonly used in forestry for the imputation of missing tree heights and as such underpin the calculation of many fundamental mensurational quantities needed to characterize forest growth and yield. Despite their importance, there are still no published height–diameter models for Britain. This paper reviews the uniform height curve methodology for modelling the height–diameter relationship in even-aged stands and proposes a way to adapt it for use in Britain.

Menurut metodologi ini, model tinggi-diameter pohon individu dalam stand dapat sepenuhnya ditandai dalam hal satu parameter global yang unik yang ditetapkan untuk spesies tertentu dan wilayah geografis dan satu parameter lokal yang spesifik untuk masing-masing tegakan dan kesempatan pengukuran, yang dapat mudah diperkirakan dari pengetahuan tentang karakteristik pohon rata-rata. Metodologi dievaluasi dengan menggunakan data sampel plot permanen untuk Sitka spruce (Picea sitchensis (Bong.) Carr.) dan terbukti mampu menggambarkan hubungan tinggi-diameter andal dan dengan akurasi yang baik. Fleksibilitas dan kemudahan aplikasi dari pendekatan ini adalah ideal dalam semua aplikasi tersebut (misalnya dalam simulator pertumbuhan) dimana kalibrasi statistik lebih tepat tidak dapat digunakan.

According to this methodology, a height–diameter model for individual trees in a stand can be fully characterized in terms of one global parameter uniquely defined for a given species and geographical region and one local parameter specific for each stand and measurement occasion, which can be easily estimated from knowledge of the characteristics of an average tree. The methodology was evaluated using permanent sample plot data for Sitka spruce (Picea sitchensis (Bong.) Carr.) and proved able to describe the height–diameter relationship reliably and with good accuracy. The flexibility and ease of application of this approach are ideal in all those applications (e.g. within a growth simulator) where more precise statistical calibrations cannot be used.

Diameter setinggi dada (dbh, 1,3 m di atas tanah) dan tinggi total pohon (h) adalah variabel fundamental individu pohon yang mendukung perhitungan variabel mensurational penting (misalnya volume tunggal-pohon) serta pengembangan model pertumbuhan hutan dan hasil. Karena adanya hubungan alometrik antara tinggi pohon dan dbh dan fakta bahwa pengukuran tinggi rentan terhadap kesalahan, sulit dan memakan waktu, itu adalah praktik umum di kalangan rimbawan untuk mengukur dbh pada semua pohon di plot dan membatasi ukuran tinggi hanya untuk subsampel pohon. Sebuah model tinggi-diameter (h-dbh) ini kemudian dikalibrasi pada data dari pohon sampel untuk tinggi dan digunakan untuk memperkirakan ketinggian hilang pohon rata-rata.

Diameter at breast height (dbh, 1.3 m above ground) and total tree height (h) are fundamental individual tree variables that underpin the calculation of important mensurational variables (e.g. single-tree volume) as well as the development of forest growth and yield models. Due to the existence of an allometric relationship between tree height and dbh and the fact that height measurements are prone to errors, difficult and time consuming, it is common practice among foresters to measure dbh on all trees in a plot and limit the measurement of height only to a subsample of trees. A height–diameter (h–dbh) model is then calibrated on the data from the trees sampled for height and used to estimate the missing heights.

No comments: